Allah SWT telah mengatur qadha dan qadar bagi setiap manusia. Masing-masing diri kita, memiliki nasib yang telah ditentukan sebagai sunnatullah. Terkadang kita sering mengeluhkan penyakit yang ada pada diri kita. Padahal bila kita cermati, banyak dari saudara kita yang jauh lebih menderita dari kita. ini bisa menjadi sarana syukur dan amal shaleh kita dengan lebih bersabar bertawakkal dan berikhtiar.
Saya pribadi memiliki penyakit alergi yang disebabkan makanan. Efeknya tidak terlalu berat hanya gatal-gatal pada bagian tubuh tertentu. Secara naluriah saya akan mengeluh. Namun bila melihat fenomena seorang anak yang memiliki alergi yang akut, membuat saya bersyukur betapa penyakit yang saya alami belum lah apa apa. berikut paparannya.
Joshua, sebagaimana dilansir dalam Vivanews adalah anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki alergi yang tak biasa. Para dokter menyebut, bahwa Joshua menderita penyakit yang disebut esofagitis eosinofilik, alergi terhadap hampir semua makanan.
Tak terkecuali, pizza, hot dog, dan apapun jenis makanan bisa membuatnya mengalami alergi. Joshua mungkin tidak memakannya, ia bahkan tak diizinkan untuk mencicipi sedikitpun atau bahkan menciumnya. Reaksi alergi bisa timbul jika aromanya tercium.
Karena sakit yang dideritanya, Joshua hanya mendapatkan makanan, sebagian besar melalui nutrisi lewat makanan formula yang diresepkan oleh dokternya. Ia juga harus menikmati makanan hanya melalui selang makanan di perutnya.
Seperti dikutip laman Shine, setiap hari, Joshua hanya belajar di rumah ditemani ibunya. Karena penyakitnya, ia juga harus menjalani segala aktivitas dengan ekstra hati-hati.
Cara dan Brant, orangtua Joshua, menyatakan, setiap hari adalah hal yang menakutkan baginya karena harus selalu memantau makanan putranya.
Apa yang akan terjadi jika Joshua mengkonsumsi salah satu makanan yang bisa membuatnya alergi? Ia bisa menderita sakit parah, bahkan, bisa juga membuatnya mati mendadak.
Sebagai seorang yang berpegang teguh pada keyakinan akan pertolongan-Nya, tidak ada yang perlu kita khawatirkan kecuali berkurangnya keimanan kita kepada Allah. Sinergi antara dzikir, pikir dan ikhtiar yang diakhiri dengan tawakkal merupakan hal yang perlu terus kita optimalkan. wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar