Selasa, 19 April 2011

Belajar



Belajar

            Belajar merupakan sifat alamiah manusia, yaitu proses memahami dan mengetahui sesuatu.


Belajar merupakan sifat alamiah manusia, yaitu proses memahami dan mengetahui sesuatu. Rasa Ingin tahu bahkan telah muncul pada proses awal perkembangan manusia yaitu ketika masih bayi, seorang anak akan penasaran dengan hal-hal yang berwarna warni sehingga melakukan respon-respon positif terhadap benda tersebut, dari mulai melihatnya, mendekatinya, memegangnya bahkan hingga menelannya.
Banyak definisi para ahli tentang belajar diantaranya adalah :
1.      Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.      M. Sobry Sutikno dalam bukunya menuju pendidikan bermutu (2004)mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil penglamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya.
3.      C.T.Morgan dalam Introduction to Psychology (1962) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
4.      Thursan Hakim dalam bukunya belajar Secara efektif (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatankualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan lain-lain.
5.      Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi.
6.      Muhibbin Syah (2010), mendefinisikan Belajar sebagai tahapan perubahan prilaku siswa yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif[1]


          Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Seperti perubahan fisik, mabuk, gila dan lain sebagainya.
          Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.
  Sumber Bacaan
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta,Jakarta, 1999.
Hakim Thursan, Belajar secara efektif, Puspa Swara, Jakarta, 2000.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta, 1996.
Pupuh Fathurrahman, Shobry Sutikno, Strategi  Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Refika Aditama, Bandung, 2010.
Shobry Sutikno, Menuju Pendidikan Bermutu, NTP Press, Mataram, 2004.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2003.


[1] Prof. Dr. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta, Rajawali Pers, 2010).hal. 114.

Senin, 11 April 2011

Pendekatan Belajar Agama

1.      Pendahuluan

Belajar adalah tahapan perubahan prilaku siswa yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif[1]. Dalam proses belajar, termasuk belajar agama diperlukan pendekatan-pendekatan yang sesuai yang bisa membantu proses belajar siswa. Agar tujuan Pembelajaran Agama yaitu peningkatan potensi spiritual dan pembentukan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia, menjadi lebih mudah tercapai.

Minggu, 03 April 2011

Hakikat Madrasah Diniyah

1.      Pendahuluan
Pendidikan sebagai proses menolong manusia menjadi manusia pada konteks kekinian menjadi hal yang urgen. Mengingat pertumbuhan jumlah manusia yang semakin banyak dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Termasuk kebutuhan manusia akan pendidikan. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal  yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.[1]

Jumat, 01 April 2011

Ancaman Global Freemasonry

Karya : Harun Yahya
Pendahuluan


Selama berabad-abad, Freemasonry telah memancing banyak diskusi. Sebagian orang menuduhkan aneka kejahatan dan hal buruk yang fantastis kepada Masonry. Alih-alih mencoba memahami “Persaudaraan” tersebut dan mengkritisinya secara objektif, mereka bersikap sangat bermusuhan terhadapnya. Sebaliknya, para Mason kian bersikukuh dengan tradisi tutup mulut terhadap semua tuduhan ini, dan lebih memilih untuk tampil sebagai klub sosial biasa yang bukanlah bentuk sejati mereka.

Sekilas Wajah Pendidikan Islam di Indonesia


Pendidikan Islam di Indonesia, pada saat ini ada pada keadaan yang bisa dikatakan belum atau kurang berhasil. Walaupun tidak bisa dikatakan gagal, karena pada beberapa lini, bisa dilihat bibit keberhasilan, yang biasanya muncul dari lembaga-lembaga pendidikan Islam nonformal.

Pemikiran Dalam Islam ; Zuhud


Zuhud

1.      Pendahuluan
Selain setan dan hawa nafsu, penghalang manusia dalam menggapai mardatillah adalah dunia yang diciptakan-Nya ini. Karena memang setan telah menghias dunia dan memperindahnya di hati manusia, sehingga manusia menjadi condong dan merasa tenang dengannya. Allah SWT menyifati seluruh dunia sebagai kesenangan sesaat